Tuesday, September 8, 2015

Futsal Bareng PMII cabang Kota Denpasar



Persahabatan antara Majelis Khudamul Ahmadiyah Indonesia (MKAI) dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sudah lama terjalin dengan harmonis. Hubungan baik ini terjalis mulai dari pengurus pusat sampai pengurus wilayah dan cabang.
 foto bersama MKAI Denpasar dengan teman-temen PMII

 MKAI Denpasar yang dimotori AMSA Bali mengajak PMII bertansing futsal. Ajakan ini langsung disetujui oleh Ketua PMII cabang Denpasar Mas Ahad. Menindaklanjuti ajakan tersebut terlaksanalah pertandingan persahabatan tersebut pada minggu, 6 september 2015 yang bertempat di Lapangan Bali Futsal Renon, Denpasar. .

"Pertandingan ini bukan untuk mencari siapa yang menang" ujar Mubaligh Wilayah Bali Maulanan Yudi Wahyudin sesaat sebelum kedua tim bertanding. Pada kesempatan ini juga beliau berpesan supaya hubungan baik ini tidak terputus sampai disini saja.

Sekilas mengenai kesepakatan untuk mengadakan pertandingan persahabatan futsal. Ide dari terlaksa kegiatan ini adalah datang dari AMSA Bali. Saat mengadakan rabtah di sebuah angkringan yang ada di kota Denpasar Bali.
 saat pertansingan berlangsung, Tim MKAI mengenakan jersey abu muda

Kala itu terjadi obrolan santai yang mengakrabkan satu sama lain. Terlintas disalah satu anggota AMSA untuk lebih mempererat hubungan yang sudah mengarah baik ini. Satu dari mereka (AMSA) melontarkan pertanyaan mengenai kegiatan futsal.

Salah satu dari PMII langsung menanggapinya. mereka juga menerangkan bahwa kegiatan futsal sering mereka adakan. Dari obrolan santai inilah persahabatan futsal ini disepakati.

pada pertandingan yang dihelat pukul 20.00 wita ini dihadiri oleh satu tim PMII yang berjumlah lima orang. Dari MKAI sendiri tampil dengan kekuatan penuh. Meskipun hanya satu tim dan tidak ada pemain pengganti, PMII dapat unggul dari MKAI.

pertandingan berjalan dengan santai dan serius yang sesekali menghadirkan tawa dan canda dari para pemain. Bagi MKAI kalah dan menang bukan yang utama. Bali MKAI ini merupakan suatu kebanggaan karena dapat menjalin hubungan persahabatan dengan grair Ahmadi.

pertandingan berakhir dengan kemenangan untuk PMII. "yang penting kita bisa silaturahmi dan bermain dengan happy" ujar salah seorang khudam Denpasar. tak lupa seusai pertandingan MKAI mengundan secara informal PMII untuk ikut berpatisipasi pada kegiatan donor darah yang insya allah akan dilaksankan pada 13 september 2015 yang akan dilaksankan di Mesjid Baitul Mujib Denpasar.
(j.or)

Wednesday, September 2, 2015

Pelesan Penyu Pantai Kuta, Khudam ikut ambil bagian

Tukik yang berlari menuju laut saat pelepasan 

Senin (31/8)  di pantai kuta yang ramai, sekitar tiga ratus tukik (anak peyu) berhasil dilepaskan ke habitat aslinya. Kegiatan ini dipelopori oleh Bali Sea Turtle Society (BSTS) sebagia bentuk menjaga kelestarian alam. Anak-anak dipriorotaskan untuk ambil bagian.
Sekitar tiga ratus orang berkumpul sejak pukul 16.30 Wita di depan BSTS. Bukan untuk berdemo melainkan untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan pelepasan tukik. Mulai dari anak-anak, remaja,dewasa hingga orang tua semua turut serta dalam keigatan ini.
Suasana sebelum pelepasan tukik didepan BSTS 

Sebelum pelepasan dimulai peserta diberikan pengarahan terlebih dahulu. Pak Agung (Mr. Turtle) memberikan arahan cara melepas penyu yang baik dan benar. Tujuanya supaya tukik tidak stress. Mr. Turtle sendiri merupakan pelopor konservasi penyu dipantai kuta.

Peserta mengambil penyu yang sudah siap dilepas dengan tertib. Caranya setiap peserta diberikan wadah kecil menyerupai kotak nasi. Disanalah penyu yang diambil peserta diletakan. Pihak BSTS memberikan prioritas kepada anak-anak. Dengan mengenalkan penyu sejak dini kepada anak-anak diharapkan kelak ketika sudah dewasa anak tersebut memiliki kepedulian terhadap alam.
Peserta yang sudah mendapatkan tukik langsung diarahkan oleh langsung menuju pantai. Semua peserta berjejer membentuk shaf tanpa melewati garis batas melepas penyu. Panitia memberikan komando kepada peserta untuk melepaskan penyu. Pada hitungan ketiga semua yang memegang penyu harus melepaskanya. “are you ready!”teriak salah seorang panitia. Kemudian peserta dengan semangat menjawab “ yes”.
Pada kesempatan kali ini Alhamdulillah dari jemaat ahmadiyah bali ada yang ikut ambil bagian. Diwakilkan oleh dua orang khudam, keduanya pun mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir. Kegiatan ini pertama kali diikuti oleh khudam. Sebelum-sebelumnya sudah ada yang ikut tapi secara individu saja.
Mr turtle mengungkapkan pelepasan tukik kali ini sudah yang kesekian kalinya. Dia sendiri tidak bisa mengingat dengan pasti sudah yang keberapa untuk tahun  2015 ini. “untuk tahun 2015 sudah sering, kami sampai lupa”. Menurutnya untuk bulan agustus saja pelepasan penyu yang dilakukan BSTS sudah 15 kali.
Tukik yang siap dilepas, pantai kuta 

Penyu yang dilepaskan kali ini semuanya adala jenis penyu lekang (Lepidochelys olivacea). Penyu ini paling banyak ditemukan disekitaran pantai kuta, pantai seminyak, pantai jerman bahkan sampai di Jembrana.
Menurutnya meskipun di bali ada juga konservasi penyu yang lain, tapi jumlahnya tidak sebanyak yang ada di pantai kuta. Mr turtle tidak  bisa mengira-ngira sampai kapan penyu yang mendarat di Pantai kuta berakhir untuk tahun ini. “sekarang ada perubahan, tahun lalu November masih ada yang bertelur, januari kita “release” katanya. Menurutnya saat ini sangat sulit sekali mengetahui perubahan. Penyu yang mendarat biasanya dibulan maret sampai dengan September. “sekarang januari penyu sudah bertelur” tambahnya.

Mr turtle saat diwawancara seusai pelepasan tukik 

Dari ratusan orang yang datang, sedikit mengherankan. Pasalanya hampir semua yang datang pada pelepasan penyu adalah wisatawan asing. Berkenaan dengan ini mr. Turtle pun membernarkanya. “kita sudah berusaha untuk orang pribumi ikut terlibat apalagi orang local, tapi malahan orang luar yang lebih dominan. Tapi ya mau bagaimana lagi ”. Pungkasnya.
Mr turtle juga menambahkan hal yang paling penting adalah kita sudah menyelamatkan telor penyu. “yang penting kita bisa mengembalikan ke habitatnya” tegasnya.


Dari ratusan wisatawan mancanegara yang datang, ternyata ada diantara mereka yang sudah berkali menjadi relawan. Salah satunya adalah Mark warga Negara asing kebangsaan inggris ini  mengaku drinya sudah cukup lama menjadi relawan BSTS. “it’s really fantastic, they work in the night looking up for the mother coming up to the beach. When the mother get the beach they get a hole and laying the eggs. 02.00 or 03.00 clock in the morning everyday they here looking up for the eggs”. (ini sangat luar biasa, mereka bekerja pada malam hari mencari penyu yang mendarat di pantai. Ketika penyu sampai di pantai mereka membuat lubang dan bertelur disana. Pukul 02.00 atau pukul 03.00 pagi mereka setiap hari mencari telur penyu”). Mark sudah 40 kali mengikuti pelepasan penyu dan sering juga membantu menemukan telur penyu.

“Untuk kedepanya insya allah khudam akan kami kerahkan untuk mengikuti acara semacam ini” tambah pengurus MKAI Bali. (j.or)

Mempererat Kembali Silaturahmi


   


Mualana Yudi Wahyudin (kedua dari kiri) berfoto dengan LBH Bali
Jalinan hubungan kedekatan antara Jemaat Ahmadiyah Bali dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali sebenarnya telah sejak lama terjalin. Pada puncaknya saat mengantarkan para anggota Ahmadiyah dari Lombok – NTB; sebagai anak-anak bangsa yang terusir dari kampung halaman sendiri mengadu ke LBH Bali untuk mendapatkan solusi hukum yang baik. Namun seiring dengan rotasi mutasi maupun domisili SDM baik dari Ahmadiyah Bali maupun LBH Bali, jalinan silaturahmi pun lama tidak lagi terjalin. Atas berkat karunia Allah Ta’aala, muncullah kesempatan yang diawali dengan perkenalan secara pribadi antara Muballigh Bali dengan salah satu Pekerja di LBH di pertengahan 2013. Dari sana, pertemuan demi pertemuan mengarah kepada upaya untuk merajut kembali ikatan silaturahmi antar organisasi pencinta kedamaian bangsa ini.

Sebelum Ramadhan tahun ini; 2015, pihak LBH lebih dahulu berkesempatan melakukan kunjungan ke Masjid Jemaat Ahmadiyah Denpasar. Dengan membawa calon-calon sukarelawan baru untuk LBH Bali dari kalangan Mahasiswa Hukum, terjalinlah perbincangan dalam merajut kembali persahabatan. Dari 6 orang sahabat LBH, 5 diantaranya baru kenal dengan Ahmadiyah. Tetapi seiring dengan suasana santai dan penuh keakraban, ketegangan kesan pertama dapat segera mencair. Pada kesempatan ini, Jemaat Ahmadiyah Denpasar diwakili oleh Muballigh, Sekretaris Tabligh, Sekretaris Kharijiyah dan seorang perwakilan dari Khuddam Denpasar. Dari pertemuan tersebut, tercipta daya tarik tersendiri ketika dialog penuh keterbukaan dilalui dengan menghapuskan berbagai kesalahpahaman sebagai jawaban atas berita-berita negatif berkenaan dengan Ahmadiyah. Seperti kata pepatah, “Tak kenal maka tak sayang”; begitulah pertemuan tersebut menjadi sarana untuk mempererat persahabatan.





Sebagai kunjungan balasan atas pertemuan yang terselenggara sebelumnya di Masjid Ahmadiyah Denpasar, didapatlah kesepakatan pertemuan antara perwakilan Jemaat Ahmadiyah Denpasar dengan pihak LBH Bali. Kesepakatan tersebut datang di hari Selasa, 11 Agustus 2015. Dalam mencapai kesepakatan tersebut, disampaikan juga bahwa salah satu bahasannya adalah dengan membawakan duduk permasalan yang utama tentang kenapa Ahmadiyah dikafirkan. Demi menjawab permasalahan tersebut, dimaksudkan untuk memberikan penawar atas kesalahpahaman masyarakat atas Ahmadiyah. Bahwa dalam menjalankan keyakinannya, Ahmadiyah memiliki dasar yang kuat seperti halnya Islam pada umumnya, yakni berdasar kepada Kitab Suci Alquran dan sabda-sabda dari Nabi Muhammad saw.. Disamping itu, dipandang perlu untuk membawakan poin ini karena menurut pangalaman yang ada bahwa dari siapapun pihak yang datang ke Ahmadiyah, kebanyakan dari mereka menanyakan perihal akidah Islam Ahmadiyah. Padahal akidah Ahmadiyah adalah akidah Islam.

Sepakat dengan waktu dan peluang untuk lebih dalam lagi hakikat Ahmadiyah, akhirnya pada Selasa 11 Agustus 2015 beranjak petang, Jemaat Ahmadiyah Denpasar yang diwakili oleh Muballigh, Sekretaris tabligh dan 2 orang perwakilan Khuddam Denpasar berangkat mengunjungi kantor LBH Bali. Perwakilan Ahmadiyah Denpasar diterima langsung oleh Direktur LBH Bali; Ni Luh Gede Yastini, SH,  beserta seluruh jajarannya. Berawal dengan canda pertanda keakraban, selanjutnya 8 personil penjunjung hukum dari LBH Bali saling berebut mengajukan pertanyaan pemecah keraguan tentang Ahmadiyah. Dengan suasana yang penuh keakraban dan keterbukaan, semua pertanyaan dapat tuntas terjawab. Hasilnya sahabat Ahmadi dari LBH Bali ini semakin tertarik untuk dapat melanjutkan dialog serupa. Hal ini diungkapkan agar berbagai macam kesalahpahaman dapat diklarifikasi menurut sumbernya. Hal ini pun bertujuan agar semua elemen bangsa dapat mengedepankan persatuan dan kesatuan daripada memperlebar jurang perbedaan yang rentan dengan sikap saling salah memahami yang berujung pada fitnah dan konflik horisontal.



    

    

[Written by Maulana Yudi Wahyudin]