Rabu, (22/4) bertempat
di ruang A Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana (FKP Unud), Manta
Watch (MW) melaksanakan rangkaian Road Show di Bali. MW hanya mengunjungi satu
fakultas saja yaitu FKP Unud.
Kali
ini Universitas Udayana yang mendapat kunjungan dari tim dari MW yang berjumlah
2 orang. Mereka adalah Anindita Rustandi
dan Niomi Pridina mereka adalah anggota dari manta watch yang sedang meakukan
road show ke universitas yang ada di luar jawa, ada 3 universitas yang
dikunjungi yaitu UNHAS, Udayana dan Universitas Kristen Kupang. Universitas
Udayana melalui fakultas kelautan dan perikanan menjadi universitas kedua yang
dikunjungi setelah UNHAS untuk mensosialisasikan tentang manta. MW sendiri
hanya melakukan sosialisasi ke fakultas yang memiliki bidang ilmu yang sangat
dekat dengan konservasi, seperti Perikanan, Ilmu Kelautan, Konservasi dan juga
Biologi.
Rangkaian acara road show dibuka oleh Niomi
dengan pengenalan MW kepada peserta yang datang. Sebagian besar peserta yang
datang adalah mahasiswa penerima beasiswa FKP. Peserta antusias mengikuti pemaparan
Niomi. Pada sesi pemaparan, MW juga memutar video documenter mengenai kegiatan Manta
Watch Intensif Program yang di lakukan di Labuan Bajo Sumanatra Utara dan Pulau
Komodo. Pemilihan Labuan Bajo sebagai tempat penelitian MW, karena disana
memiliki populasi Manta yang paling banyak di Indonesia. MW
sendiri hanya melakukan sosialisasi ke fakultas yang memiliki bidang ilmu yang
sangat dekat dengan konservasi, seperti Perikanan, Ilmu Kelautan, Konservasi
dan juga Biologi.
Anindita mengungkapkan “Sebenarnya ini opotunity yang
sangat bagus bagi mahasiswa apalagi mahasiswa tingkat akhir yang ingin
melakukan penelitian tapi belum tau akan melakukan penelitian tentang apa,
sangat bagus untuk mengambil data dan juga bagi mahasiswa baru mencari
pengalaman diluar kelas dan memang ini sangat bagus dan memberikan benefit yang
baik juga,” saat di wawancarai selesai acara. Syarat yang paling utama untuk
bergabung dengan manta watch adalah seseorang yang sudah memiliki sertifikat
selam minimal tingkat paling dasar. Manta adalah salah satu spesies ikan pari terbesar di dunia. Lebar
tubuhnya dari ujung sirip dada ke ujung sirip lainnya mencapai hampir 7 meter.
MW sendiri NGO non-provit yang bergerak
dibidang konservasi biota laut, yang lebih focus pada kelestarian manta.
Organisasi yang di mentori langsung oleh Andres Harvey ini, memiliki kantor di
negeri Ratu Elizabet yaitu Inggris. MW sendiri masih terdengar asing di
Indonesia karena NGO ini belum memilki kantor perwakilanya di Indonesia.
Pari manta belakangan populasinya mengalami
penurunan yang disebabkan oleh perburuan yang tidak terkendali, tingginya kegiatan perikanan dan kondisi laut yang semakin terpolusi, namun rasio kelahiran mereka
rendah. “kondisinya sebenarnya berkurang kalo dilihat pengambilan data dari
tahun 2000 meski bukan dilakukan oleh manta watch. Ada pengurangan karena perburuan
di Lamakera, Flores Timur dan Tanjung Luar, Lombok, perdagangan yang tinggi ke
Hongkong melalui Surabaya, kondisinya gak stabil juga tapi berkurang
perlahan-lahan” ungkap Anindita.
Sesi acara road show ditutup dengan
pembagian dua flashdisk menarik dari MW yang diberikan terhadap dua penanya dengan
pertanyaan terbaik. Tidak lupa sebagai kenang-kenangan semua peserta dan tim
dari Manta Watch melakukan foto bersama.(jn)
No comments:
Post a Comment
nama :
email :
comentar: